Selasa, 04 Juni 2013

Kepada kamu, Rindu itu...

Mungkin benar juga kita perlu waktu untuk tidak bersua, tapi sejenak saja mungkinkah tidaklah salah aku pendam dulu rasa rindu. Biarkan hati ini merintih dan meratap. Tapi sejenak saja, lalu untuk selamanya kita berpayung dalam satu cinta! Aku terusik kangen yang menelusup di setiap kedip mata. Satu tahun menapak jejak bersama, telah memagut getarku tak bersisa, sepertinya. Biarkan saja semua berjalan tanpa rekayasa. Seperti sejak pertama rasa itu diam membisu. Lalu, perlahan mengetuk pintu hatimu dalam damba tak bersyarat.

Semestinya tak kutelantarkan rindu yang terus menggugat hingga pagi. Andai saja tak ada jarak yang mengunci langkah kaki, ingin segera kusandarkan semua gelisah dan gundahku pada harum tubuhmu. Menebar keteduhan, meremas kecemasan, meninabobokan tangis semalaman.....
Mengais lagi serpihan kata rindu yang kau cecapkan di tepian pagi. Betapa kuingin mendengarkan beribu kali seperti inginku yang selalu dahaga ingin mendekap dan rebah di dadamu. Luruh dalam magismu dan bertekuk pasrah dalam hatimu, satu.

Di dekatmu rinduku tumpah. Mengeja detik yang berlalu dengan kemesraan yang menggugah indah. Memapah bahagia satu demi satu tanpa jengah. Berdua kita saling meluruhkan kata yang terucap dari palung hati terdalam. Menasbihkan rindu yang lama tersembunyi dalam diam tunduk reduh pada keakuan perasaan. Aku tak pernah bisa marah, karena bagiku kau adalah anugerah terindah yang mendekap barisan hariku penuh bahagia tumpah ruah. Sepotong senyum yang kau titipkan pada arakan senja menghapus kesalku jadi tawa merekah. Dan rinduku tiba-tiba dipenuhi keindahan yang berlimpah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar